![]()
FT
UNP PADANG
|
LABORATORIUM SHEET
|
JURUSAN
: TEKNIK MESIN
|
|
PRAKTEK PENGUJIAN MESIN
|
JUDUL : TURBIN AIR PELTON
|
KODE : MTP/PM/10/99
|
WAKTU
: 4 X 60 MENIT
|
A. TUJUAN
1. Menentukan daya teoritis turbin.
2. Menentukan daya efektif turbin.
3. Menentukan efesiensi turbin.
4. Menentukan hubungan debit aliran terhadap
daya dan efisiensi turbin.
5. Menentukan hubungan head ketinggian
tergadap daya dan efisiensi turbin.
6.
Menentukan
hubungan putaran terhadap daya dan efisiensi turbin.
B. BAHAN/ALAT
1. satu unit turbin air pelton.
2. satu unit rem sabuk T segiempat/gambar
mesin.
3. satu Unit Hydraulic Bench.
4. Hand Tachometer.
5. Stop Watch.
C.
TEORI
SINGKAT
Turbin air
adalah salah satu dari jenis turbin air yang memanfaatkan impuls momentum
dengan air sebagai fliuda kerjanya. Air mengalir dari tempat yang lebih tinggi
menuju tempat yang lebih rendah. Dalam hal tersebut air memiliki energi
potensial. Ketika di dalam pipa energi potensial berangsur-angsur berubah
menjadi energi kinetik. Di dalam turbin
energi kinetik air diubah menjadi energi mekanis, di mana air memutar roda
turbin. Di samping pengembangan teori dan kemampuan menggunakan alat dalam
melakukan studi dan penelitian, ternyata insentif juga mendorong
perkembangannya. Begitulah keadaan tersebut terjadi di Perancis yang lebih
banyak sungainya tetapi tidak banyak batu bara seperti di Inggris. Akademi Ilmu
Pengetahuan Perancis menyediakan hadiah
yang cukup besar (6000 franc saat itu) bagi mereka yang dapat menciptakan
turbin air yang efisien. Benoit Fourneyron, murid dari Claud Burdin, memenangka
hadiah itu dengan keberhasilannya menciptakan turbin air (radial-aliran keluar)
yang sangat efisien (85%) pada tahun 1824-1827. Pada tahun 1875, James B.
Fancis bersama-sama dengan Boyden dan A.H. Swaim di Amerika Serikat berhasil
menciptakan turbin radial-aliran ke dalam yang sangat efisien pula. Yang
kemudian dikenal dengan nama Turbin Francis. Sementara itu S.N. Knight
(1872) dan N. J. Coleman (1873) mengembangkan turbin impuls, dengan pasangan
mangkuk-mangkuk pada roda turbin. Tetapi baru kemudian Lester G. Pelton pada
tahun 1878 berhasil mengadakan perbaikan sehingga diperoleh turbin yang sangat
baik untuk tinggi air jatuh yang besar. Turbin inilah yang kemudian dikenal
dengan nama Turbin Pelton. Setelah itu pada tahun 1900-an, Victor Kaplan
juga membuat turbin yang kemudian dikenal dengan nama turbin Kaplan.
Pada turbin
pelton puntiran terjadi akibat pembelokan pancaran air pada mangkok ganda
raner. Oleh karena itu maka turbin Pelton juga disebut Turbin Pancaran Bebas.
Turbin ini
diterapkan untuk tinggi terjun sampai 2000 meter. Di bawah 250 meter, pemakaian
turbin francis kebanyakan lebih disukai. Tergantung kepada debit, tinggi terjun
dan mutu air, turbin pelton dipasang dengan sumbu mendatar, 1 atau 2 buah jet
setiap raner sebagai turbin tunggal atau ganda, atau dipasang tegak dengan
jumlah pancaran sampai 6. pada dasarnya turbin terdiri atas bagian-bagian: nosel raner dan rumah
turbin.
![]() |
Gambar. Turbin pelton dengan 2 nozzel
Terdapat
beberapa hal yang mempengaruhi efisiensi turbin pelton, seperti susunan
geometri dan bentuk mangkok, kesalahan pembuatan, ketidak-sebarisan pancaran,
gesekan aliran. Pengaruh yang berarti terhadap efisiensi turbin pelton bisa
juga karena kerugian akibat adanya belokan.
Total
tenaga dari turbin impulse adalah sebagai berikut :

Secara matematis harga Φ berpengaruh terhadap nilai kecepatan V. Untuk
mencari harga PT maksimum dapat dilakukan dengan mendiferensialkan persamaan di
atas sebagai berikut :

Jika θ = 180o (pt) θ =
(2) V


Jika 

Tenaga output maksimum dapat
dihasilkan jika θ = 180o dan 

(PT)max = ρQj (Fao, 1960,122)
Keterangan :
PT = Tenaga output (watt)
Qj = Debit aliran masuk (m3/dt)
Vj = kecepatan masuk mutlak (m/dt)
V = kecepatan
masuk relatif (m/dt)
Vi = kecepatan keluar relatif (m/dt)
Vo = kecepatan air keluar masuk (m/dt)
θ = sudut aliran pada turbin (.....o)
ρ = massa jenis (kg/m3)
kecepatan
keliling roda turbin capat dihitung bedasarkan putaran turbin yaitu :

Secara teori daya yang dapat
dihasilkan turbin adalah :
Pteori = ρgQHeff (watt)
Jika massa aliran m = ρQ
maka Pteori = mgHeff (watt)
Di mana ρ = massa jenis (kg/m3)
g =
gravitasi (m/dt2)
m
= massa aliran (kg/dt)
Heff = tinggi efektif (m)
Dalam
percobaan turbin pelton pada praktikum ini daya efektif dapat dihitung dengan
menggunakan rem sabuk.
Daya
efektif = torsi x kecepatan sudut

Dimana
: F = Gaya pengereman (N)
R = jari-jari pully (m)
n = putaran poros (rpm)
Efisiensi
turbin (η) =

D. Prosedur kerja
1.
Pasang slang aliran dari hidrolik bench pada instalasi
turbin
2.
Tempelkan posisi rem pada poros turbin dan hubungan
lengan rem dengan spring balance
3.
Hidupkan hidrolik bench sampai air memasukin turbin
4.
Untuk percobaan I : turbin dioperasikan pada head dan
putaran konstan, sedangkan bukaan nozel divariasikan, dengan kelipatan 10%, sehingga
diperoleh harga Q dan T. data dimasukan ke table I
5.
Untuk percobaan II : turbin dioperasikan pada head dan
putaran konstan, sedangkan bukaan nozel divariasikan, sehingga diperoleh harga Q dan T. data
dimasukan ke table II
6.
Untuk percobaan III : turbin dioperasikan pada head dan
putaran konstan, sedangkan bukaan nozel divariasikan, sehingga diperoleh harga
Q, n dan T. data dimasukan ke table III
Hal-hal ditekankan
1.
Untuk mencari putaran maximum tidak boleh diberikan
beban pada poros turbin
2.
Pada pembacaan debit aliran harus diperhatikan
penyumbat pada tabung harus tertutup rata.
E.
ANALISA
DATA
Untuk menganalisa data diambil dari
table I
Diketahui:
Head
(H) = 9 m
Bukaan
nozel = 100%
Waktu
yang digunakan (t) = 17 det
Tinggi
air = 0.2 m
Putaran
poros (n) = 1550 rpm
Gaya
rem (F) = 0,5 N
Diameter
nozel = 0.005 m
Diameter
tabung = 0.25 m
Diameter
picth runner = 0.08 m
Jari-jari
pully (R) = 0.025 m
Grafitasi(G) = 9.81 m/det2
1. Debit
aliran masuk (Q) [ m3/det ]

2. Daya
yang dihasilkan oleh turbin (Pteori) [ watt ]

3. Daya effektif (Pe) [ watt ]

4. Effisiensi turbin (η) [ % ]

Debit



Daya
yang dihasilkan oleh turbin(Pteori)
[ watt ]



Daya
efektif (Pe) [ watt ]



Effisiensi
turbin



F.
TABULASI DATA
NO
|
Head
|
Putaran
|
Waktu
|
Debit (Q)
|
Gaya rem
|
Daya (Watt)
|
Effesiensi
|
|
(rpm)
|
Rpm
|
t
|
m3/s
|
(N)
|
Pt
|
Pe
|
%
|
|
1
|
9
|
1550
|
17.01
|
0.000576867
|
1.2
|
50.93154762
|
4.867
|
9.555963303
|
2
|
9
|
1200
|
16.69
|
0.000587927
|
2.4
|
51.90806621
|
7.536
|
14.51797486
|
3
|
9
|
1000
|
13.68
|
0.000717288
|
4.6
|
63.32935855
|
12.03666667
|
19.006456
|
4
|
9
|
900
|
16.61
|
0.000590759
|
4.8
|
52.15807495
|
11.304
|
21.672579
|
5
|
9
|
850
|
20.29
|
0.000483613
|
5.2
|
42.69815796
|
11.56566667
|
27.08703892
|
6
|
8
|
1550
|
16.88
|
0.000581309
|
0.5
|
45.62114929
|
2.027916667
|
4.445124023
|
7
|
8
|
1200
|
17.37
|
0.000564911
|
3.5
|
44.33419689
|
10.99
|
24.78899083
|
8
|
8
|
1000
|
14.71
|
0.000667063
|
4.1
|
52.35112169
|
10.72833333
|
20.49303432
|
9
|
8
|
900
|
13.81
|
0.000710536
|
4.3
|
55.76285301
|
10.1265
|
18.15993884
|
10
|
8
|
850
|
12.3
|
0.000797764
|
4.6
|
62.60853659
|
10.23116667
|
16.34148828
|
11
|
7
|
1550
|
14.35
|
0.000683798
|
0.3
|
46.95640244
|
1.21675
|
2.591233435
|
12
|
7
|
1200
|
16.41
|
0.000597959
|
1.4
|
41.06181444
|
4.396
|
10.7058104
|
13
|
7
|
1000
|
15.64
|
0.000627398
|
3.4
|
43.08339994
|
8.896666667
|
20.64987137
|
14
|
7
|
900
|
16.66
|
0.000588986
|
3.5
|
40.44564076
|
8.2425
|
20.37920489
|
15
|
7
|
850
|
17.76
|
0.000552506
|
3.7
|
40.44566862
|
8.229416667
|
20.34684293
|
G.
GRAFIK





H. INTERPRESTASI
DATA
1.
Dari
tabulasi data terlihat, semakin besar putaran pada setiap ketinggian maka gaya
pengereman semakin kecil. Hal ini menunjukan bahwa torsi berbanding terbalik
dengan putaran.
2.
Daya
teoritis berbanding terbalik dengan putaran.
3.
Dari
grafik, untuk head 7 m dan 8 m terlihat adanya penurunan nilai efisiensi jika
dibandingkan dengan head 9 m. Hal ini
mungkin disebabkan oleh pengaruh kekuatan nosel yang diberikan.
I.
KESIMPULAN
1.
Kecepatan putaran
dari mesin merupakan faktor penentu untuk mendapatkan nilai daya efektif (pe),
daya teoritis, efisiensi turbin serta torsi yang diberikan.
2.
Pada head terendah pada pengujian yang dilakukan, yaitu
7 meter, kita harus hati-hati dalam memberikan gaya pengereman, karena gaya
pengereman yang terlalu tinggi akan menyebabkan tidak tercapainya putaran
maksimum yang diinginkan.
3.
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa alat uji turbin pelton yang digunakan masih dalam kondisi yang baik,
karena efisiensi yang dihasilkan alat ini cukup tinggi.
J.
SARAN
1. Sebelum melakukan praktikum
sebaiknya periksa semua perlengkapan alat uji dan kalibrasikan semua peralatan
sebelum memulai praktikum.
2. Perhatikan cara pemakaian peralatan yang ada,
jangan menyimpang dari prosedur kerja, sebab akan memberikan kemungkinan
kerusakan pada alat uji yang dipakai.
1 komentar:
bang itu bagian gambar sama persamaan kok gak ada?
Posting Komentar